Friday, December 30, 2005

Open Source 2005

Bussiness Week Online, melaporkan progress report Open Source di tahun 2005, dalam artikel A Waterhed for Open Source
Mereka menulis, "In 2005, the software movement finally gained traction in Corporate America and saw a new influx of VC cash. How will 2006 shape up?"

Perdebatan panjang mengenai artikel ini dapat dilihat di Slashdot.

Bagaimana dengan Indonesia? Meskipun berkali-kali Ristek mempromosikan "Indonesia, Go Open Source!", tetapi tidak terlihat gebrakan-gebrakan nyata di bawah. Perhatian terhadap developer-developer open-source belum memadai, dibandingkan dengan perhatian terhadap developer software komersil. Apalagi mengharapkan bantuan dana terhadap pengembangan open-source, masih jauh panggang daripada api.

Memang antara kebutuhan, keinginan dan realitas saling bertabrakan. Kebutuhan untuk menggunakan software murah, keinginan untuk mengembangkan sendiri software dalam negeri, dengan semangat cinta produksi dalam negeri, bertabrakan dengan realitas, bahwa semua orang sudah kadung jatuh cinta dengan software komersil, meski itu cuman bajakan.
Saya kira ini memang strategi microsoft dan pemerintah untuk membiarkan rakyat membajak, agar nanti ada rasa cinta dan butuh kepada software tsb. Setelah semua cinta dan butuh, maka mulailah digalakkan perang terhadap para pembajak, dan pemakai bajakan. Karena sudah kadung cinta, maka mau gak mau kita harus pakai dan bayar. Susah untuk keluar dari jerat cinta ini.

1 comment:

James McGovern said...

Wonder if software vendors ask the industry analysts they pay lots of money to such as the ones at http://duckdown.blogspot.com/2005/12/outstanding-questions-for-industry.html regarding open source to their readers..