Wednesday, September 23, 2009

Sistem Pencarian 'ala' Pustakawan Tidak Cocok untuk Pengguna Awam

Pustakawan adalah ahli dokumen, mereka melakukan kategorisasi, membuat ringkasan (abstrak, resensi dll), mereka membuat indeks dan lain-lain untuk dokumen. Oleh karenanya cara berfikir pustakawan dalam pencarian akan sangat berbeda dengan cara berfikir pengguna awam. Mereka juga mengembangkan cara-cara pencarian dokumen, sehingga mereka juga membuat sistem pencarian berbasis komputer.

Permasalahannya adalah sistem pencarian 'ala' pustakawan ini, seringkali tidak cocok untuk pengguna awam. Pustakawan mengindeks dokumen untuk sistem pencarian berbasiskan kata kunci khusus, misalnya dengan nama latin untuk tumbuhan. Pengguna awam mencari hasil indeks pustakawan di sistem tersebut dengan nama umum. Mungkin hanya sebagian kecil pengguna yang mengerti nama latin atau nama ilmiah suatu tumbuhan yang dicarinya. Pengguna seperti termasuk di antaranya adalah mahasiswa atau peneliti.

Berdasarkan penelitian Hargittai, 2004, kebanyakan orang tidak memahami konsep kata kunci, bahkan untuk spesifikasi kata kunci yang sangat dasar sekalipun.Partisipan penelitiannya adalah 100 warga New Jersey yang dipilih secara acak tetapi mewakili komposisi berbasarkan faktor sosio-ekonomi. Bahkan Hargittai menemukan banyak pula yang salah paham terhadap user interface pencarian, mereka menginputkan kata kunci ke address bar, dan sebaliknya mengetikan alamat URL ke form entri kata kunci.

Muramatsu dan Pratt, 2001, juga menemukan bahwa kebanyakan orang salah persepsi terhadap operator Boolean. Mereka kurang memahami perbedaan antara operator AND dan OR, apalagi untuk sistem yang secara implisit menerapkan AND atau OR. Dua pertiga dari mereka juga tidak bisa menjelaskan mengapa ketika entri pencarian adalah "to be or not to be", maka hasil yang didapatkan kosong.

Jadi, sistem untuk pustakawan harusnya berbeda untuk pengguna awam. Jangan paksakan pengguna awam melakukan pencarian menggunakan sistem pustakawan. Memang, cara yang digunakan pustakawan akan menghasilkan pencarian yang efisien. Tetapi sistem pustakawan juga memerlukan persiapan yang tidak pendek. Ada proses kategorisasi, ada pula proses pengindeksan. Pustakawan mencari dengan kata kunci yang sudah disepakati mereka. Tetapi kesepakatan para pustakawan ini tidak diketahui para pengguna.

Biarkanlah para pengguna bereksplorasi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki, jangan paksakan mereka "belajar" menjadi pustakawan. Kalau mereka dipaksa menjadi pustakawan, lalu kapan mereka menyelesaikan tugas utamanya. Kalau mereka dipaksa menjadi pustakawan, lalu pustakawan mau jadi apa?

# Permudah, jangan dipersulit. Gembirakan, jangan ditakuti.
# (hadist)

Referensi:
E. Hargittai. Classifying and Coding Online Actions. Social Science Computer Review, 22(2):210–227, 2004.

J. Muramatsu and W. Pratt. Transparent Queries: Investigation Users' Mental Models Of Search Engines. Proceedings of the 24th Annual International ACM SIGIR Conference on Research and development in information retrieval (SIGIR'01), pages 217–224, 2001.