Tujuan akhir adalah titik yang harus selalu kita perhatikan. Kadangkala untuk mencapai tujuan akhir kita memang harus berkorban. Tetapi apakah pengorbanan yang kita keluarkan, cukup dapat dipertanggung-jawabkan dengan keberhasilan yang kita harapkan. Seringkali saya pergi ke mall hanya untuk beli odol, tetapi pulang bawa odol, kertas, pulpen, buku, susu, buah. Seringkali saya pergi ke toko buku hanya untuk beli satu buku saku, tetapi pulang dengan membawa pula, buku setebal 300 halaman.
Terakhir saya coba untuk mendapatkan sebuah software super canggih dalam project management, yaitu Microsoft Project. Saya berharap semua project yang kami jalankan akan lebih efektif, efisien dan tepat waktu. Begitu banyak fitur yang perlu saya pelajari. Ditambah lagi, saya bukan orang dari background management, yang sama sekali buta dengan istilah-istilah management yang banyak muncul di Ms Project. Akhirnya waktu saya habis untuk belajar Ms Project, dan juga mencoba merencanakan skedul dengan Ms Project. Padahal saya hanya perlu waktu yang jauh lebih sedikit dengan tool yang senantiasan menemani saya, Excel. Saya hanya perlu tetapkan tugas, jumlah waktu yang tersedia, jumlah waktu yang telah dipakai, dan batas waktu. Akhirnya sekali lagi saya kembali kepada Excel.
Kesalahan saya adalah, saya kurang begitu memperhatikan tujuan akhir. Tujuan akhirnya adalah agar saya dapat membuat skedul yang efisien, bukan bagaimana memakai Ms Project. Oh iya satu hal juga, bahwa saya pingin juga agar skedul itu tampil cantik. Tapi siapa peduli? toh yang melihat juga saya-saya juga, paling-paling boss dan rekan-rekan lingkup kecil. Toh dengan tampilan seadanya pun, esensi tidak akan hilang. Apalagi pekerjaan di bidang IT sangat amat fleksibel, terutama proses implementasi (coding). Tidak memerlukan dependency yang begitu ketat.
No comments:
Post a Comment